Sunday 26 July 2015

DESA WISATA PENGLIPURAN BANGLI

Semenjak desa Penglipuran terlihat disalah satu stasiun TV Indonesia, yang digunakan sebagai tempat shooting FTV (film televisi), minat wisatawan domestik untuk mengunjungi desa Penglipuran Bali semakin tinggi.

Hal ini kami tahu dari jumlah pemesanan paket tour murah ke Bali yang jadwalnya dirubah sesuai keinginan pelanggan, mencantumkan rute wisata ke desa adat Penglipuran Bali. Walaupun jumlahnya belum signifikan seperti wisata Tanah Lot, tapi meningkat tiap tahunnya.

Rute wisata desa Penglipuran biasanya wisatawan pilih saat mengunjungi tempat wisata Kintamani dan objek wisata Ubud karena lokasinya searah. Lalu dimana alamat desa Penglipuran Bali?



Lokasi Desa Adat Penglipuran Bali

Lokasi lokasi desa adat Penglipuran, berada di desa Kubu, kabupaten Bangli, provinsi Bali. Mungkin banyak dari anda tidak tahu, kabupaten Bangli di Bali bagian mana. Jika anda pernah wisata ke Kintamani atau Gunung Batur, inilah wilayah kabupaten Bangli. Desa Wisata Penglipuran dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor dari Kota Denpasar selama 1jam dan 30menit, dan kurang lebih 2jam dari Bandar Udara Ngurah Rai Bali.
Lokasi desa penglipuran Bangli berada di ketinggian sekitar 600 – 700 meter dari permukaan laut, pastinya dengan ketinggian ini membuat udara sejuk akan terbayang oleh anda. Ingin peta lokasi menuju ke desa Penglipuran Bangli? Klik link dibawah ini!

Google Maps Desa Wisata Penglipuran Bangli

Cara Terbaik Menuju Lokasi

Karena tidak ada sarana transfortasi umum untuk menuju lokasi desa Penglipuran Bangli, maka cara terbaik untuk wisata ke desa Penglipuran Bangli adalah menggunakan jasa rental mobil + sopir di Bali atau menyewa mobil tanpa supir.
Bagi yang belum pernah ke tempat wisata desa Penglipuran Bangli, sebaiknya anda menggunakan jasa rental mobil + sopir di Bali untuk menghidari tersesat di jalan. Bagi anda yang tidak ingin ribet dengan urusan transportasi dan tiket masuk saat liburan di Bali, dan ingin mengunjungi tempat wisata desa Penglipuran Bangli, sebaiknya anda mencari penyedia paket wisata di Bali dengan rute objek wisata desa Penglipuran Bangli.
Di tempat wisata desa Penglipuran Bangli, tersedia tempat parkir yang lumayan luas dan lokasi parkir berdekatan dengan objek wisata. Biaya parkir sebesar Rp 5.000 / mobil. Jika ada perubahan dari biaya parkir, saya akan segera mengupdated di halaman ini. Di desa Penglipuran, dilarang untuk membawa masuk kendaraan bermotor untuk memasuki desa.


Biaya Tiket Masuk 
Untuk dapat memasuki desa Penglipuran, anda akan dikenakan biaya tiket masuk Rp 7.500 / orang untuk wisatawan domestik dan wisatawan asing Rp 10.000 / orang. Tercatat rata-rata 100 orang wisatawan yang berkunjung ke desa Penglipuran Bangli.


Hal Yang Menarik
Tentunya sebelum mengunjungi sebuah objek wisata di Bali, pasti anda ingin tahu hal apa saja yang menarik untuk dilihat. Jika anda berminat untuk melihat sebuah desa yang masih memperlihatkan suasana Bali asli, maka kabupaten Bangli dan objek wisata di Bali timur yang wajib anda kunjungi.
Karena wilayah kabupaten Bangli dan objek wisata di Bali timur salah satunya desa Tenganan masih kental nuasa Bali asli dan belum banyak mendapatkan pengaruh modern. Tahukah anda, desa adat Penglipuran Bangli digunakan sebagai contoh pertama sebagai desa wisata di Indonesia oleh pemerintah daerah pada tahun 1995.
Bagi yang pertama kali berlibur ke desa Penglipuran Bangli, pastinya akan terkejut melihat bentuk dari tiap-tiap rumah penduduk hampir sama. Kemiripan dari tiap-tiap rumah terlihat pada pintu gerbang rumah, atap rumah dan dinding rumah menggunakan bambu, lebar pintu gerbang yang hanya muat untuk satu orang dewasa. Di masyarakat Bali pintu jenis ini di sebut angkul-angkul.
Tidak hanya bentuk rumah yang sama, pembagian dari masing-masing tata ruang rumah juga sama, seperti kamar tidur dan dapur. Cat tembok pintu gerbang yang digunakan bukan cat tembok yang biasanya kita kenal, melainkan menggunakan cat berbahan dasar dari tanah liat.
Saya tidak tahu pasti tujuan dari tiap-tiap rumah penduduk memiliki kemiripan. Pendapat pribadi saya, sepertinya mereka ingin membangun kebersamaan dan mempertahankan kosep berpadu dengan alam. Pada bulan Oktober 2014, saya berlibur ke desa Penglipuran Bangli dan melihat ada beberapa dinding kamar yang telah berubah menggunakan batu bata. Padahal dulunya saat berlibur kesini pada tahun 1998, semua dinding kamar menggunakan bambu.
Walaupun perubahan dari dinding bambu ke batu bata, konsep menyatu ke alam masih sangat kuat di budaya desa Adat Penglipuran.
Selain bentuk bangunan traditional yang hampir sama, ada beberapa hal lain yang menarik dari desa Penglipuran Bangli seperti, kesejukan udara, kebersihan dan tata ruang yang tertata rapi serta pada saat hari raya Galungan & Kuningan jika anda dapat berkunjung kesana anda akan disuguhkan Penjor adat Bali di tiap-tiap angkul-angkul yang menambah keindahan dari Desa tersebut, seperti di foto sampul di atas itu adalah saat hari raya Galungan & Kuningan.

Budaya Penduduk Desa Penglipuran Bangli

Budaya pengelompokan dari tata ruang desa sangat terlihat disini. Di bagian utara dan letaknya lebih tinggi dari rumah penduduk terdapat pura Desa yang disebut pura Penataran.
Dibagian tengah desa yang letaknya di bawah pura, adalah zona tempat penduduk. Saat ini desa dihuni oleh 226 kepala keluarga dan untuk nafkah sehari-hari penduduk desa berprofesi sebagai petani, pengerajin anyaman bambu dan berternak.

http://www.rentalmobilbali.net/wp-content/uploads/2014/11/hutan-bambu-desa-penglipuran.jpg

Luas dari area desa sekitar 112 hektar dan tidak semua lahan desa digunakan sebagai rumah penduduk, sekitar 40 % dari lahan desa adalah hutan bambu. Menebang pohon bambu di desa ini tidak boleh sembarangan tanpa ijin dari tokoh masyarakat setempat.
Selain memiliki budaya menghormati alam, penduduk desa Penglipuran Bali juga memiliki budaya dan tradisi untuk menghormati wanita. Karena adanya aturan desa yang melarang pria untuk melakukan poligami, jika ketahuan melakukan poligami maka akan mendapatkan hukuman dikucilkan dari desa.
Desa ini juga memiliki budaya hukuman untuk pencurian, bagi yang ketahuan mencuri, akan dihukum untuk memberikan sesajen lima ekor ayam dengan warna bulu ayam yang berbeda di 4 pura leluhur mereka. Dengan cara ini, semua penduduk desa akan mengetahui siapa yang mencuri, tentunya akan membuat efek malu.
Zona yang terakhir atau yang ketiga disebut setra atau kuburan. Walaupun penduduk desa Penglipuran Bali memeluk agama Hindu tapi penduduk desa Penglipuran Bali tidak mengenal upacara pembakaran mayat, jadi mayat langsung dikubur.
Penduduk desa Penglipuran Bali memiliki minuman khas yang disebut loloh cemceman, minuman ini memiliki rasa seperti air tape dan memiliki warna hijau karena bahan dasarnya adalah perasan dari daun cemceman.

No comments:

Post a Comment