Semenjak desa Penglipuran terlihat disalah satu stasiun TV Indonesia,
yang digunakan sebagai tempat shooting FTV (film televisi), minat
wisatawan domestik untuk mengunjungi desa Penglipuran Bali semakin
tinggi.
Hal ini kami tahu dari jumlah pemesanan paket tour murah ke Bali yang
jadwalnya dirubah sesuai keinginan pelanggan, mencantumkan rute wisata
ke desa adat Penglipuran Bali. Walaupun jumlahnya belum signifikan
seperti wisata Tanah Lot, tapi meningkat tiap tahunnya.
Rute wisata desa Penglipuran biasanya wisatawan pilih saat mengunjungi tempat wisata
Kintamani dan objek wisata Ubud
karena lokasinya searah. Lalu dimana alamat desa Penglipuran Bali?
Lokasi Desa Adat Penglipuran Bali
Lokasi lokasi desa adat Penglipuran, berada di desa Kubu, kabupaten
Bangli, provinsi Bali. Mungkin banyak dari anda tidak tahu, kabupaten
Bangli di Bali bagian mana. Jika anda pernah wisata ke Kintamani atau
Gunung Batur, inilah wilayah kabupaten Bangli. Desa Wisata Penglipuran dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor dari Kota Denpasar selama 1jam dan 30menit, dan kurang lebih 2jam dari Bandar Udara Ngurah Rai Bali.
Lokasi desa penglipuran Bangli berada di ketinggian sekitar 600 – 700
meter dari permukaan laut, pastinya dengan ketinggian ini membuat udara
sejuk akan terbayang oleh anda. Ingin peta lokasi menuju ke desa
Penglipuran Bangli? Klik link dibawah ini!
Google Maps Desa Wisata Penglipuran Bangli
Cara Terbaik Menuju Lokasi
Karena tidak ada sarana transfortasi umum untuk menuju lokasi desa
Penglipuran Bangli, maka cara terbaik untuk wisata ke desa Penglipuran
Bangli adalah menggunakan jasa rental mobil + sopir di Bali atau menyewa
mobil tanpa supir.
Bagi yang belum pernah ke tempat wisata desa Penglipuran Bangli,
sebaiknya anda menggunakan jasa rental mobil + sopir di Bali untuk
menghidari tersesat di jalan. Bagi anda yang tidak ingin ribet dengan
urusan transportasi dan tiket masuk saat liburan di Bali, dan ingin
mengunjungi tempat wisata desa Penglipuran Bangli, sebaiknya anda
mencari penyedia paket wisata di Bali dengan rute objek wisata desa Penglipuran Bangli.
Di tempat wisata desa Penglipuran Bangli, tersedia tempat parkir yang
lumayan luas dan lokasi parkir berdekatan dengan objek wisata. Biaya
parkir sebesar Rp 5.000 / mobil. Jika ada perubahan dari biaya parkir,
saya akan segera mengupdated di halaman ini. Di desa Penglipuran,
dilarang untuk membawa masuk kendaraan bermotor untuk memasuki desa.
Biaya Tiket Masuk
Untuk dapat memasuki desa Penglipuran, anda akan dikenakan biaya tiket
masuk Rp 7.500 / orang untuk wisatawan domestik dan wisatawan asing Rp
10.000 / orang. Tercatat rata-rata 100 orang wisatawan yang berkunjung
ke desa Penglipuran Bangli.
Hal Yang Menarik
Tentunya sebelum mengunjungi sebuah objek wisata di Bali,
pasti anda ingin tahu hal apa saja yang menarik untuk dilihat. Jika
anda berminat untuk melihat sebuah desa yang masih memperlihatkan
suasana Bali asli, maka kabupaten Bangli dan objek wisata di Bali timur
yang wajib anda kunjungi.
Karena wilayah kabupaten Bangli dan objek wisata di Bali timur salah satunya desa Tenganan
masih kental nuasa Bali asli dan belum banyak mendapatkan pengaruh
modern. Tahukah anda, desa adat Penglipuran Bangli digunakan sebagai
contoh pertama sebagai desa wisata di Indonesia oleh pemerintah daerah
pada tahun 1995.
Bagi yang pertama kali berlibur ke desa Penglipuran Bangli, pastinya
akan terkejut melihat bentuk dari tiap-tiap rumah penduduk hampir sama.
Kemiripan dari tiap-tiap rumah terlihat pada pintu gerbang rumah, atap
rumah dan dinding rumah menggunakan bambu, lebar pintu gerbang yang
hanya muat untuk satu orang dewasa. Di masyarakat Bali pintu jenis ini
di sebut angkul-angkul.
Tidak hanya bentuk rumah yang sama, pembagian dari masing-masing tata
ruang rumah juga sama, seperti kamar tidur dan dapur. Cat tembok pintu
gerbang yang digunakan bukan cat tembok yang biasanya kita kenal,
melainkan menggunakan cat berbahan dasar dari tanah liat.
Saya tidak tahu pasti tujuan dari tiap-tiap rumah penduduk memiliki
kemiripan. Pendapat pribadi saya, sepertinya mereka ingin membangun
kebersamaan dan mempertahankan kosep berpadu dengan alam. Pada bulan
Oktober 2014, saya berlibur ke desa Penglipuran Bangli dan melihat ada
beberapa dinding kamar yang telah berubah menggunakan batu bata. Padahal
dulunya saat berlibur kesini pada tahun 1998, semua dinding kamar
menggunakan bambu.
Walaupun perubahan dari dinding bambu ke batu bata, konsep menyatu ke alam masih sangat kuat di budaya desa Adat Penglipuran.
Selain bentuk bangunan traditional yang hampir sama, ada beberapa hal
lain yang menarik dari desa Penglipuran Bangli seperti, kesejukan
udara, kebersihan dan tata ruang yang tertata rapi serta pada saat hari raya Galungan & Kuningan jika anda dapat berkunjung kesana anda akan disuguhkan Penjor adat Bali di tiap-tiap angkul-angkul yang menambah keindahan dari Desa tersebut, seperti di foto sampul di atas itu adalah saat hari raya Galungan & Kuningan.
Budaya Penduduk Desa Penglipuran Bangli
Budaya pengelompokan dari tata ruang desa sangat terlihat disini. Di
bagian utara dan letaknya lebih tinggi dari rumah penduduk terdapat pura
Desa yang disebut pura Penataran.
Dibagian tengah desa yang letaknya di bawah pura, adalah zona tempat
penduduk. Saat ini desa dihuni oleh 226 kepala keluarga dan untuk nafkah
sehari-hari penduduk desa berprofesi sebagai petani, pengerajin anyaman
bambu dan berternak.
Luas dari area desa sekitar 112 hektar dan tidak semua lahan desa
digunakan sebagai rumah penduduk, sekitar 40 % dari lahan desa adalah
hutan bambu. Menebang pohon bambu di desa ini tidak boleh sembarangan
tanpa ijin dari tokoh masyarakat setempat.
Selain memiliki budaya menghormati alam, penduduk desa Penglipuran
Bali juga memiliki budaya dan tradisi untuk menghormati wanita. Karena
adanya aturan desa yang melarang pria untuk melakukan poligami, jika
ketahuan melakukan poligami maka akan mendapatkan hukuman dikucilkan
dari desa.
Desa ini juga memiliki budaya hukuman untuk pencurian, bagi yang
ketahuan mencuri, akan dihukum untuk memberikan sesajen lima ekor ayam
dengan warna bulu ayam yang berbeda di 4 pura leluhur mereka. Dengan
cara ini, semua penduduk desa akan mengetahui siapa yang mencuri,
tentunya akan membuat efek malu.
Zona yang terakhir atau yang ketiga disebut setra atau kuburan.
Walaupun penduduk desa Penglipuran Bali memeluk agama Hindu tapi
penduduk desa Penglipuran Bali tidak mengenal upacara pembakaran mayat,
jadi mayat langsung dikubur.
Penduduk desa Penglipuran Bali memiliki minuman khas yang disebut
loloh cemceman, minuman ini memiliki rasa seperti air tape dan memiliki
warna hijau karena bahan dasarnya adalah perasan dari daun cemceman.